KARYATULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera lam.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) MODEL HIPERKOLESTEROL Oleh: Hilda Habibah (201310330311158) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017
The people of Nangkek in East Gili have a very simple life with livelihoods as builders, porters, seasonal farmers and no work. Daily necessities such as vegetables are obtained by planting plants in the front or back of the house such as chillies, spinach, Moringa trees. To needs of vegetables while eating, they pick them, for example, vegetables from Moringa leaves. The benefits of Moringa leaves are very good for our bodies, namely 1. Lowering blood pressure, 2. Reducing cholesterol, 3. Improving heart performance, 4. Reducing blood sugar or diabetes, as an antioxidant, 5. Removing toxins in the body, anti-cancer, tumors, 6. Preventing liver and kidney damage, 7. Overcoming infertility, 8. Speeding up reproduction of red blood cells, 9. Strengthening the uterus, 10. Helps relieve aching pain due to gout and rheumatism. Proposers through Community Service provide training on Moringa leaves as a Moringa dye for body healthThis activity aims 1 increasing entrepreneurial motivation; 2 package Moringa leaves into Moringa small bags for body health, which is efficacious; 3 improve the ability of human resources in production and marketing techniques; and 4 developing entrepreneurial networks for each household to support the development of the creative economy. The results of these activities include 1 increasing the entrepreneurship spirit of each head of household in an effort to support the community development activities; 2 the entrepreneurial community has business planning capabilities; 3 increasing the ability of the entrepreneurial community in conducting business operationsThe method used is training, assistance and evaluation. This method is an effort to educate and train partners in packaging Moringa leaves into drinks. The assessment and evaluation process is carried out during the PKM program until the partners are able to develop the business well Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LITPAM, Nusa Tenggara Barat, Indonesia SASAMBO Jurnal Abdimas Journal of Community Service e-ISSN 2686-519X // Vol. 2 No. 1. Februari 2020, pp. 1-6 Pelatihan Pembuatan Kelor Celup untuk Kesehaan Tubuh 1Mohammad Arief Wahyudi, 2Joko Septaryanto 1,2STKIP PGRI Bangkalan. Jl. Soekarno Hatta No 52. 69116 Jawa Timur. Indonesia Email Korespondensi arwah74 Article History Received 18-09-2019 Revised 07-10-2019 Published 28-02-2020 Moringa Dye Making Training for Body Health. The purpose of this community service activity is to train the community in the use of Moringa oleifera leaves as moringa for body health. This activity was carried out at the Nangkek hamlet community in East Gili. The method used in this activity is training, mentoring and evaluation. This method is an effort to train partners in packaging Moringa leaves into drinks. The results of this dedication activity are an increase in knowledge and understanding of partners about the benefits of Moringa leaves, an increase in partners' skills in processing Moringa leaves into Moringa dyes Moringa leaf teabags, the existence of homemade-based alternative businesses for partners. Keywords Moringa oleifera, Dip, Body health SejarahArtikel Diterima 18-09-2019 Direvisi 07-10-2019 Dipublikasi 28-02-2020 Tujuan kegitan pengabdian ini adalah untuk melatih masyarakat dalam pemanfaatan daun kelor Moringa oleifera sebagai kelor celup untuk kesehatan tubuh. Kegitan ini dilaksanakan pada Masyaraat dusun Nangkek di Gili Timur. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan, pendampingan dan evaluasi. Metode ini merupakan upaya melatih mitra dalam mengemas daun kelor menjadi minuman. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang manfaat daun kelor, peningkatan keterampilan mitra dalam mengolah daun kelor menjadi kelor celup teh celup daun kelor, adanya usaha alternative berbasis homemade bagi mitra. Kata kunci Moringa oleifera, celup, kesehatan tubuh Sitasi Wahyudi, A., M., dan Septaryanto, J., 2020 Pelatihan Pembuatan Kelor Celup untuk Kesehaan Tubuh. Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service. 21, 1-6. Doi PENDAHULUAN Masyarakat dusun Nangkek di desa Gili Timur merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Bangkalan Madura dengan letak geografis cukup jauh dari pusat kota, masyarakat di dusun Nangkek memiliki tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah, dengan sumber mata pencarian utama adalah pertanian. Selain pertanian sebagian masyarakat ada sebagai tukang banguna, peternak, dan sebagian sebagai TKI/TKW di Malaysia dan beberapa Negara tetangga. Masyarakat dusun Nangkek selain bercocok tanam di sawah dan perkebunan, mereka juga gemar memanfaatkan lingkungan sekitar atau pekarangan sebagai tempat menanam tumbuhan dan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan seperti, sayur-sayuran dan pohon kelor Moringa oleifera. Pohon kelor menjadi salah satu tanaman primadona di dusun Nangkek, karena pohon kelor mudah ditanam, cepat tumbuh, dan tidak butuh perawatan. Selain itu pohon kelor data dijadikan sebagai pagar pembatas antara lahan perumahan satu dengan yang lainnya. Kelor di desa Nangkek dijadikan sebagai salah satu sayura kua sayur. Bagi masyakarat dusun Pelatihan Pembuatan Kelor Celup⦠Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service, Februari, 2020 Tahun. Vol. 2, Nangkek kelor merupakan salah satu sayuran alternative yang memiliki manfaat baik untuk tubuh. Hampir disetiap pekarangan masyakarat di dusun Nangkek ditumbuhi oleh pohon kelor, mereka memanfaatkan hanya sebagai sayuran, dan belum memanfatkan secara maksimal, untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain, seperti bahan obat-obatan herbal, makanan olahan dengan kemasan ekonomis, dan teh celup. Hariana, 2008 Pohon kelor sudah dikenal luas di Indonesia sebagai tanaman obat khususnya di daerah pedesaan, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal dalam kehidupan. Kurangnya pemanfaatan kelor dalam kehidupan masyarakat dusun Nangkek, dikarenkan, 1 kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan manfaat besar kelor, 2 tidak memiliki keterampilan dalam pengolahan kelor agar memilki nilai ekonomis tinggi, dan 3 kurangnya pembinaan dalam mengelola dan mengolah potensi lokal untuk dijadikan sebagai alternative usaha tambahan berbasis homemade. Gambaran kondisi ini menjadi dasar tim pengabdian untuk melakukan pelatihan dan pendampingan untuk masyarakat dusun Nangkek dalam pemanfaatan daun kelor untuk dijadikan kelor celup untuk kesehatan tubuh. Dalam kegiatan ini masyarakat dusun Nangkek dijadikan sebagai mitra yang akan dilatih dan didampingi untuk menghasilkan kelor celup. Selain masyarakat dusun Nangkek tim kegiatan pengabdian ini bermitra dengan UD. Agus Sejahtera. UD. Agus Sejahtera bergerak dalam produksi dan penjualan olahan kedelai salah satunya adalah susu kedelai. UD. Agus Sejahtera sebagai mitra kedua akan membantu dalam proses pemasaraan produk yang dihasilkan dari daun kelor. Kelor hingga saat ini telah menyumbangkan perannya sebagai tanaman obat dalam dunia medis berkat kandungan nutrisi yang dimilikinya Ivana dkk, 2015. Berdasarkan hasil penelitian sorang peneliti bernama Fuglie LJ dalam bukunya yang berjudul The Miracle Tree The Multiple Attributes of Moringa, daun kelor memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, zat besi, dan protein dalam jumlah yang sangat tinggi namun masih mudah untuk dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia. Tidak hanya itu, daun kelor juga mengandung lebih dari 40 antioksidan dan beragam mineral penting yang merupakan sumber protein yang baik. Berkat dari kandungannya itu kelor diberi nama āMiracle Treeā atau āTree of Lifeā. Secara internasional tanaman ini telah dipromosikan oleh berbagai organisasi seperti WHO World Health Organization, National Geographic, National Institute of Health, Becker & Makkar, 1996 kelor menjadi sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan dari berbagai jenis senyawa antioksidan seperti vitamin C, flavonoid, phenolic dan karotenoid Krisnadi, 2015 protein serbuk kelor sebesar 27,1 gram per 100 gram bahan. Kandungan ini dapat mengatasi malnutrisi Koul dan Chase, 2015. Daun kelor juga mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk dan kalsium empat kali lipat kalsium susu Sutanto, dkk., 2007. Kualitas cerna protein pada daun kelor setara dengan susu dan telur Devendra at al., 2011. Hal ini sejalan dengan penelitian Moyo, 2011 yang menyebutkan kualitas protein daun kelor mudah dicerna karena dipengaruhi oleh kualitas dan variasi asam amino pada daun kelor. Dengan pemanfaatan Daun Kelor menjadi Kelor celup untuk kesehatan tubuh diharapkan bisa membantu peningkatan produksi pengelolahan Homemade di Gili timur dusun Nangkek yang lebih baik. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah melatih dan mendampingi masyarakat dusun Nangkek dalam pengolahan daun kelor menjadi kelor celup teh kelor yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh, selian itu harapanya dampak berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui usaha berbais home industry. Pelatihan Pembuatan Kelor Celup⦠Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service, Februari, 2020 Tahun. Vol. 2, METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah PRA Participatori Rural Appraisal dimana dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat setempat dalam seluruh kegiatan dan stakeholders. Penggunaan metode ini bertujuan agar masyarakat dapat saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisi pengetahun mereka tentang kondisi dan kehidupan masyarakat, membuat rencana, bertindak, mengevaluasi dan merefleksi Hunaepi, Dharmawibawa, & Asyāari, 2018. Saputro, 2015 menyatakan bahwa penggunaan PRA dapat memberikan dukungan yang efektif dalam proses perencanaan dan peaksanaan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan dengan berwawasan lingkungan serta berbasis konteks lokal. Prosedur kerja dalam proses PKM ini dibagi menjadi beberapa tahap antara lain 1. Perencanaan meliputi; a. Survei dan analisis lokasi mitra PKM b. Sosialisasi kegiatan melalui kegiatan rembuk atau diskusi. c. Persiapan alat dan bahan; Tim pengabdian dan anggota mitra secara bersama-sama mempersiapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan program PKM d. Penyediaan media belajar; untuk memudahan proses penyuluhan dan pelatihan maka diberikan diperlukan panduan 2. Tindakan meliputi; a. Penyuluhan; kegiatan ini akan memberikan penjelasan yang komprehensif tentang materi terkait pengolahan kelor 1 daun kelor dan manfaatnya untuk kesehatan, 2 pengolahan dan pengemasan daun kelor menjadi menjadi kelor celup, dan 4 peluang usaha kelor celup. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. b. Pelatihan; kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam pengolahan daun kelor menjadi kelor celup c. Pendampingan; kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian mitra. . d. Evaluasi; Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Observasi dan Sosialisasi Observasi dilakukan untuk meninjau wilayah dusun Nangkek desa Gili Timur kabupaten Bangkalan Madura. Pelaksanaan dilakukan dengan cara melakukan wawancara, dan diskusi dengan kepala dusun dan ketua UD. Agus Sejahtera. Hasil dari kegiatan ini adalah terbentunya kesepakatan proses pelaksanaan kegiatan dengan rundown sebagai beriku; Tabel 1. Rundown Kegiatan PKM di dusun Nangkek Persiapan Survei lapangan, mencari informasi/ gambaran dan mencatat hal- hal tentang masyarakat desa Nangkek kelurahan Gili Timur ļ· Penyuluhan ļ· Pelatihan ļ· Pendampingan ļ· Evaluasi Pelatihan Pembuatan Kelor Celup⦠Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service, Februari, 2020 Tahun. Vol. 2, Semua kegiatan yang telah direncanakan dikerjakan secara kontinu oleh tim dan mitra, selama proses kegiatan tempat, dan beberapa fasilitas pendukung di sediakan oleh mitra. Hal ini sangat membantu kelancara semua proses kegaitan selama kegiatan. 2. Penyuluhan Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi, kegiatan ini akan memberikan penjelasan yang komprehensif tentang materi terkait pengolahan kelor 1 daun kelor dan manfaatnya untuk kesehatan, 2 pengolahan dan pengemasan daun kelor menjadi menjadi kelor celup, dan 4 peluang usaha kelor celup. Peyuluhan dimaksudkan agar mitra paham terkait dengan kelor dan proses pengolahannya hingga menjadi produk, selain itu diharapkan dengan adanya peyuluhan mitra akan lebih mudah melaksanakan praktik pada saat pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan di balai warga di dusun Nangkek. Partisipasi mitra dalam kegiatan penyuluhan sangat baik, hal tersebut terlihat dari partisipasi mitra baik dalam bertanya maupun diskusi. Tingginya partisipasi mitra menunjukkan bahwa rasa ingin tau mitra akan manfaat dan proses pengolahan daun kelor untuk dijadikan prodak kelor celup yang memiliki nilai ekonomis menunjukkan peningkatan disetiap sesi kegiatan. 3. Pelatihan dan Pendampingan Pelatihan dilakukan setelah mealui proses pemberain materi dan mitra diperkirakan telah cukup memahami tentang bagaimana mengolah daun kelor menjadi kelor celup. Sebelum pelatihan tim pengabdian dan mitra bersama-sama menyiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses kegiatan berlansung. Adapun alat dan bahan yang digunakan seperti pada tabel berikut; Tabel 2. Alat dan bahan pelatiahn pembuatan kelor celup Tempat mencuci daun kelor yang telah dipetik, ini bertujuan untuk menbersihkan daun kelor dari kotoran Digunaan untuk mengikat tangkai daun kelor pada saat penjemuran Digunakan untuk menghancuran daun kelor yang telah kering untuk dijasikan bubuk daun kelor Untuk memisahkan antara serbuk kelor yang masih besar-besar. Hal tersebut untuk memudahkan dalam proses pengemasan Digunakan untuk pengemsan serbuk daun kelor yang akan dijadikan kelor celup Digunakan untuk mencuci daun kelor sebelum dijemur Sebagai bahan utama dalam pembuatan kelor celup. Setelah alat dan bahan tersedia kegiatan selanjutnya adalah praktik pembuatan kelor celup. Salah satu cara mengolah daun kelor yang paling populer adalah menyeduhnya seperti teh. Agar bisa mendapatkan kelor celup atau teh daun kelor yang bagus, maka untuk membuat kelor celup atau teh kelor harus melewati langakh-langkah sebagai berikut; a. Petik daun kelor yang masih segar dan muda. Letaknya di dekat pucuk dan berwarna hijau muda. b. Rendam daun kelor di dalam air bersih untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel. c. Setelah dicuci bersih, keringkan daun kelor. Letakkan di nampan, kemudian letakkan di udara terbuka. Sebisa mungkin jangan letakkan di bawah sinar matahari langsung. Pelatihan Pembuatan Kelor Celup⦠Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service, Februari, 2020 Tahun. Vol. 2, Paparan sinar matahari langsung bisa membuat kandungan gizinya berkurang. Proses penjemuran dilakukan oleh mitra di peakarangan rumah. Adapun proses seperti seperti pada gambar berikut; Gambar 1. Proses penjemuran daun kelor d. Jika daun kelor sudah kering sempurna, tumbuk atau blender hingga menjadi bubuk halus. Proses penghancuran bertujuan agar proses pembuatan kelor celup lebih mudah. Adapun proses seperti yang terlihat pada gambar. Gambar 2. Proses pembuatan bubuk daun kelor oleh mitra yang dibimbing oleh tim e. Setelah pengancuran atau daun kelor menjadi bubuk, selanjutnya dilakukan pengayakan untuk penyortiran agar memudahkan pembuatan kelor celup, selain itu dengan tepung dau kelor yang halus akan memudahkan larut pada saat pembuatan teh. f. Simpan daun kelor yang sudah menjadi bubuk di dalam wadah khusus dan letakkan di tempat yang sejuk. Tujuan penyimpanan seperti ini adalah menghilankan enzim oksidatif yang membuat daun kelor bubuk tak bisa disimpan lama, setelah penyimpanan selama 2-3 hari baru dilanjutkan dengan penegmasan. g. Pengemasan, proses pengemasan dilakukan setelah dilakukan penyortiran. Pengemasan menggunakan kertas kemasan yang sudah disiapkan oleh tim pengabdian. Pengemasan tepung/serbuk daun kelor bertujuan agar pembuatan teh lebih mudah. Pengemasan dilakukan dua kali, yakni pengemasan bubuk menjadi kelor celup dan pengemasan kelor celup untuk di pasarkan. Keseluruhan kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan baik oleh tim dan mitra sesuai dengan kesepakatan jadwal pelaksanakan yang telah disepakati, partisipasi mitra selama kegiatan pelatihan sangat baik, hal ini terlihat dari jumlah peserta disetiap sesi pelatihan selalu hadir tepat waktu, melaksanakan semua kegiatan dengan baik, dan animo mitra sangat bagus. Pelatihan Pembuatan Kelor Celup⦠Sasambo Jurnal Abdimas Journal of Community Service, Februari, 2020 Tahun. Vol. 2, 4. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif program pengabdian ini berjalan dan seberapa besar manfaat yang diperoleh kelompok masyarakat mitra dalam pengolahan daun kelor menjadi kelor celup. Sedangkan pendampingan dilakukan kepada mitra agar program ini dapat berlanjut ketika program seteah selesai. Hasil evaluasi menunjukan bahwa mitra terlibat aktif dalam setiap tahapan kegiatan, sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan pembuatan daun kelor menajdi kelor celup berjalan dengan baik dan dapat mengahasilkan produk berupa daun kelor celup. Adapun bebebrapa temuan sebagai rekomendasi antara lain produk kelor celup perlu dilakukan uji organolektif dan uji kandungan agar kelor celup dapat di konsumsi dengan aman. Selain itu perlu alat yang lebih praktis agar proses pembuatan kelor celup lebih mudah. DAFTAR PUSTAKA Becker, K.,& Makkar, 1996. Nutritional value and antinutritional component of whole and ethanol extracted moringa oleifera leaves. Journal of Feed Science and Tecnology, 63 1-4, 211-228. Devendra, B, N., Srinivas, N., Prasad, V, S., & Latha, S. 2011. Antimicrobial activity of moringa oleifera lam., leaf extract against selected bacterial and fungal strains. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 23. 13-18. Hariana. 2008. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta Niaga Swadaya Hunaepi, Dharmawibawa, & Asyāari, M. 2018 Pemberdayaan Kelompok Budidaya Jamur Tiram dalam Pemanfaatan Limbah Baglog Menjadi Pupuk Organik. Proceeding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat. 11 Ivana, Waluyanto, & Zacky, A., 2015Perancangan Buku Ilustrasi tentang Pengenalan dan PengolahanTanaman Kelor Moringa Oleifera Koul, B. & Chase, N. 2015. Moringa oleifera lam. panacea to several maladies. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 76, 687-707. = Krisnadi, A. D. 2015. Kelor super nutrisi. Edisi Revisi Maret 2015. Blora LSM Mepeling Moyo, B. Masika, J. P., Hugo, A & Muchenje, V. 2011. Nutritional characterization of moringa Moringa oleifera Lam leaves. African Journal of Biotechnology, 1060, 12925-12933. doi Sutanto, T., Adfa, D., & Taringan, N. 2007.Buah kelor moringa oleifera lamk. tanaman ajaib yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar ion logam dalam air. Jurnal Gradien, 31, 219-221 Saputro T. 2015. Metode Pemberayaan Masyarakat RRA dan PRA. metod ResearchGate has not been able to resolve any citations for this oleifera Lam Moringaceae is a very useful tree in tropical countries. In folklore, and ayurvedic all parts of the tree used in different healing procedures for different diseases. This plant leaves are very good nutrient supplement for mall nutrition and also used as an antibiotic. Chloroform extract of plant leaves shows antibiotic property against wide range of pathogens like Escherichia coli MTCC 443 ZOI= Pseudomonas aeruginosa MTCC 424 ZOI= Staphylococcus aureus MTCC3160 ZOI= Streptococcus pyogenes MTCC 442 ZOI= Aspergillus niger MTCC 1781 ZOI= Candida albicans MTCC 181 ZOI= along with positive controls. So this plant extracts having good healing properties without side effects when compared with synthetic KoulNeikuozo ChaseMoringa oleifera Lam. Moringaceae, a 'miracle tree' is grown in many countries of tropics and sub-tropics. It has proved to be an excellent source of phytonutrients and has therefore nutritional and medicinal applications for both human and animals. It is a cost-effective, easily procurable and a rich source of multi-vitamins vitamin A, B and C, proteins, calcium, potassium and possess a unique combination of zeatin, quercetin, sitosterol, kaempferol and caffeoylquinic acid. The unopened floral buds, immature pods and leaves are used for various culinary preparations worldwide. Every part of this tree possesses some or the other nutritional and medinical property. It is a reservoir of dietary supplements and act as cardiac and circulatory stimulant with antioxidant, anti-inflammatory, antipyretic, antiepileptic, antitumor, anticancer, diuretic, antihypertensive, antispasmodic, hypocholestemic, antidiabetic, antibacterial, antifungal, antiulcer and hepatoprotective properties. Apart from medicinal benefits it is deployed in re-forestration program, used as fodder for livestock, as a biosorbent for heavy metals and in water treatment. The seed-oil is frequently used in lubricants, skin lotions and is a promising biodiesel. This review focuses on the explicit economic importance of this versatile and super food tree which miraculously combats malnutrition and serves Moringa oleifera Lam. moringaceae is a highly valued plant that is mostly cultivated in the tropics and subtropics. It is used for food, medication and industrial purposes. The objective of the study was to assess the nutritional value of Moringa leaves of the South African ecotype. Proximate and Van Soest methods were used to determine the nutritional value of Moringa leaves. The dried leaves had crude protein levels of and 19 amino acids. The dried leaves had the following mineral contents calcium phoshorus magnesium potassium sodium sulphur zinc mg/kg, copper manganese mg/kg, iron 490 mg/kg and selenium 363 mg/kg. 17 fatty acids were observed with α-Linolenic acid having the highest value followed by heneicosanoic g-linolenic palmiteic and capric acid Vitamin E had the highest concentration of 77 mg/100 g than beta-carotene, which had mg/100 g in the dried leaves. The fiber content was neutral detergent fibre NDF acid detergent fibre ADF acid detergent lignin ADL and acid detergent cellulose ADC The condensed tannins had a value of while total polyphenols were The values of amino acids, fatty acids, minerals and vitamin profiles reflect a desirable nutritional balance. Harinder MakkarK. BeckerChemical constituents, organic matter digestibility, gross and metabolizable energy, rumen degradable and undegradable nitrogen, amino acid composition, digestion kinetics leaves, their neutral-detergent fiber and cell solubles, and antinutritional factors were determined in extracted 80% aqueous ethanol; the extract is used as a source of growth promoting factors and unextracted Moringa oleifera leaves. The metabolizable energy and organic matter digestibility predicted from the extent of fermentation in in vitro incubation were MJ kgā1 and for the extracted leaves and MJ kgā1 and for the unextracted leaves. The crude protein contents of the extracted and unextracted leaves were and respectively. The true protein contents of these leaves were and of the total crude protein non protein nitrogen contents of and were observed in the extracted and unextracted leaves. In vitro rumen crude protein degradability at 24 h of incubation was and for the extracted and unextracted leaves. One of the factors responsible for the low rumen protein degradability could be the low solubility of the proteins about 7 and 24% of the crude protein was soluble in phosphate buffer pH 7, M for the extracted and unextracted leaves. The protein insoluble in acid-detergent fiber ADIP; protein unavailable to animals was and in ADF of the extracted and unextracted leaves respectively absolute values of 22 g and 11 g ADIP kgā1 leaves. The protein potentially digestible in the intestine PDI was 50 and 47% of the total crude protein for the extracted and unextracted leaves respectively. The rate hā1 and potential extent ml gā1 of gas production calculated using the exponential model for the extracted and unextracted leaves were and and and respectively. These values for their NDF were and and and and for their cell solubles were and and and oleifera leaves had negligible tannins; saponins content as diosgenin equivalent was similar to that present in soyabean meal, and trypsin inhibitors and lectins were not detected. The phytate content was The ethanol extracted leaves were virtually free of tannins, lectins, trypsin inhibitors and saponins, and phytate content was essential amino acids including sulfur-containing amino acids were higher than adequate concentration when compared with recommended amino acid pattern of FAO/WHO/UNO reference protein for a 2 to 5-year-old Kelompok Budidaya Jamur Tiram dalam Pemanfaatan Limbah Baglog Menjadi Pupuk Organik. Proceeding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian &D I DharmawibawaM Asy'ari ga_oleifera_Lam_leaf_extract_against_selected_bacterial_and_fungal_strains Hariana. 2008. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Jakarta Niaga Swadaya Hunaepi, Dharmawibawa, & Asy'ari, M. 2018 Pemberdayaan Kelompok Budidaya Jamur Tiram dalam Pemanfaatan Limbah Baglog Menjadi Pupuk Organik. Proceeding Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat. 11 kelor moringa oleifera lamk. tanaman ajaib yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar ion logam dalam airT SutantoD AdfaN TaringanSutanto, T., Adfa, D., & Taringan, N. 2007.Buah kelor moringa oleifera lamk. tanaman ajaib yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar ion logam dalam air. Jurnal Gradien, 31, 219-221Metode Pemberayaan Masyarakat RRA dan PRAT SaputroSaputro T. 2015. Metode Pemberayaan Masyarakat RRA dan PRA. KaryaIlmiah Daun Sirih posted: 30 April 2022 5.59 - Berikut ini beberapa daun sirih dan informasi yang membahas mengenai karya ilmiah serta artikel lain yang berhubungan dengan topik tersebut di manfaat.org. Beberapa manfaat daun sirih hijau untuk kesehatan dapat kita peroleh dengan resep-resep sebagai berikut:- Kelor merupakan salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan khasiatnya. Kamu bisa mengolah daun kelor menjadi beberapa sajian yang nikmat. Baca juga Apa Itu Daun Bidara? Tanaman Herbal Berkhasiat Bisa buat MasakanDaun kelor memikiki ciri khas tersendiri. Mulai dari bentuk daun hingga dapat dimafaatkan untuk kesehatan ibu hamil. Dalam buku āTanaman Kelor Moringa oleifera Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usahaā 2018 karya penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, menjelaskan ciri-ciri dari tumbuhan kelor. Ciri-ciri tanaman kelor Tanaman yang sering disebut kelor di Jawa ini memiliki nama ilmiah Moringa leifera. Tak hanya di Indonesia, tanaman ini juga tumbuh di beberapa negara di Asia Tenggara. Tanaman kelor di Malaysia dinamakan kalor dan merunggai, di Vietnam dinamakan shum ngay, di Thailand dinamakan ma-rum, dan di Filipina dinamakan malunggay. Baca juga 9 Fakta Daun Bidara, Kenali Manfaat Kesehatan sampai Resepnya Kelor ini memiliki ketinggian pohon antara tujuh hingga 11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur, berukuran kecil, dan bersusun majemuk dalam satu tangkai. Sama seperti beberapa tanaman lainnya, tumbuhan ini memiliki bunga tanaman yang berwarna putih kekuning-kuningan dengan tudung pelepah berwarna hijau. Bunga mekar sepanjang tahun dengan aroma semerbak. Bentuk bunganya segitiga memanjang atau biasa disebut kelentang. Baik daun, biji, dan bunganya dapat dimakan sebagai sayur atau makanan tradisional. Tanaman kelor mulai berbuah setelah berumur 12 hingga 18 juga 6 Fakta Daun Binahong, dari Khasiat Kesehatan sampai Cara Olah Akarnya berbentuk tunggang dan membesar seperti lobak. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif atau penanaman biji maupun vegetatif dengan setek batang. Area tumbuh kelor ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI Foto dirilis Rabu 27/1/2021, memperlihatkan pekerja berada di antara tanaman kelor yang dibudidayakan oleh salah satu perusahaan di Kawasan Ekonomi Khusus KEK Palu, Sulawesi Tengah. Selain digunakan sebagai pagar alami rumah, Kelor di Palu semakin berkembang menjadi andalan ekspor yang mendunia. Tanaman kelor mampu tumbuh pada dataran tropis di dataran rendah atau dataran tinggi hingga meter dari permukaan laut mdpl. Tanaman ini sebagian besar tumbuh subur di kawasan semiarid semi-kering, tropikal, dan subtropikal. Kelor bisa beradaptasi dalam berbagai kondisi lahan, tetapi lebih menyukai lahan yang agak keasaman, yaitu yang memiliki pH 6,3 sampai 7,0. Baca juga Yuk Tanam Kembali 10 Sisa Potongan Sayur Berikut, Cara dan Alat Sederhana Tanaman ini juga cepat bertumbuh pada jenis tanah berpasir dan lempung yang dikeringkan dengan baik. Bila tumbuh pada tanah yang basah, akarnya sering busuk. Manfaat kelor Tunbuhan ini memiliki banyak manfaat salah satunya untuk kesehatan ibu yang sedang mengandung. Secara umum, setiap bagian tanaman kelor telah dimanfaatkan untuk mengobati peradangan, gangguan infeksi infectious disorder, dan berbagai masalah yang berisiko terhadap penyakit jantung dan peredaran darah. Selain itu, daun kelor juga bermanfaat pula bagi pencernaan organ, peningkatan fungsi hati, dan rangsangan keluarnya ASI. Baca juga Tanaman yang Mudah Tumbuh dengan Metode Hidroponik, Cocok Buat Pemula Buku āTanaman Kelor Moringa oleifera Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usahaā 2018 karya Winarno penerbit PT Gramedia Pustaka Utama bisa kamu beli di toko buku online Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Daunkelor sangat direkomendasikan untuk bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Kandungan daun kelor sangat baik juga untuk orang dewasa. Manfaat daun kelor bagi orang dewasa adalah mampu meningkatkan kecantikan seseorang. Hal ini dikarenakan daun kelor mengandung vitamin A, C, protein, kalsium, dan protasium. Olehkarena itu maka karya ilmiah ini dibuat untuk menambah wawasan akan manfaat daun kelor yang selama ini dianggap mistis oleh masyarakat namun berguna bagi kesehatan. 1.2 Identifikasi Masalah. 1. Di Indonesia, Kurang Energi Protein merupakan salah satu masalah Gizi Buruk terbesar yang belum terpecahkan sampai sekarang.Karyailmiah ini sepenuhnya merupakan karya saya dan seluruh sumber yang menjadi rujukan atau referensi dalam karya ilmiah ini telah saya sebutkan sesuai kaidah yang berlaku secara umum. Manfaat Tanaman Daun Kelor. Daun kelor adalah bagian paling bergizi dari tanaman kelor sendiri, merupakan sumber penting vitamin B6, vitamin C, provitaminManfaatlain dari daun kelor yaitu, berfungsi sebagai bahan pengawet alami. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian Journals of Food Packaging and Shelf Life yang dilakukan Shah dkk, pada tahun 2015. mereka menemukan, warna daging segar tetap terjaga dalam jangka waktu 12 hari saat disimpan pada suhu dingin melalui ekstrak daun kelor. nPA9Rz.