JaringanLAN dan Komputer. 1. Jawaban : Jaringan Komputer adalah beberapa komputer yang dapat saling berhubungan, bukan hanya itu tetapi juga dapat berbagi fungsi hardware, sharing data dan sebagainya. Jaringan Komputer sangat di butuhkan karena akan memudahkan dalam berkomunikasi dan memudahkan pula dalam transfer data dengan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ditulis OlehNur HamidahRezky Maulana Akbar Sayyidah Aliyah Dosen PengampuMochammad Andre Agustianto, Lc, EKONOMI SYARIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017/2018 Makkiyah dan MadaniyyahTeori GeografisMenurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun di Makkah, baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun di Madinah baik waktu turunnya sebelum Rasulullah SAW hijrah maupun sesudahnya.[1]Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur'an yang tidak turun di wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya At-Taubah 42 adalah di Tabuk, Az-Zukhruf 45 di Baitul Maqdis Palestina pada malam Isra Mi'raj.[2]Hal ini merujuk pada At-Thabrani dari Abu Umamah Rasulullah SAW bersabda; Al-Quran di turunkan di 3 tempat Makkah, Madinah, dan Sham. Walid berkata Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk adalah lebih baikTeori HistorisMenurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.[3]Banyak sekali yang mendukung Teori ini. Mulai dari Ulama Klasik, Modern, hingga ulama kontemporer saat ini. Adapun yang menjadi kelebihan rumusan teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur'an, sehingga dapat dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai. Adapun Teori ini merujuk pada Abu Amr Uthman bin Sa'id ad-Darimi yang disandarkan pada Yahya bin Salam;[4]Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan menuju Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk kategori ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat Madaniyah. Sedangkan kelemahannya hanya terletak pada kejanggalan beberapa ayat atau surah Al- Qur'an yang nyata-nyata turun di Makkah tetapi karena turun sesudah Hijrah, lalu ia dianggap Madaniyah. Seperti Al-Maidah; 3, An-Nisa; 8. Ayat tersebut turun di kota Makkah sewaktu Nabi saw berada di dalam Ka'bah.[5] Teori SubjektifMenurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada penduduk Mekkah dengan panggilan "wahai manusia", "wahai orang-orang yang ingkar", "wahai anak adam". Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan "wahai orang-orang yang beriman".[6]Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali dengan kriteria panggilan nida, khitab yang khas dari keduanya teori ini banyak kelemahan pula di antaranya Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak dapat mencakup seluruh ayat Al- Qur'an. Dari keseluruhan ayat Al- Qur'an yang berjumlah 6236 ayat, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan nida, dan dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan nida yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang khas Madaniyah berjumlah 219 ayat.[7]Selain itu, ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan nida bukan termasuk ayat Makkiyah seperti Al- Baqarah 21, An-Nisa 1, An-Nisa 133 Teori Content AnalysisMenurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi tentang hudud, faraid, dan sebagainya.[8] Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya, Al-Hakim;[9]Semua surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk Surah Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia masuk kategori Dasar Penetapan Makkiyah dan MadaniyahAda dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan Sima'iy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh berdasarkan Qiyasiy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyyah berdasarkan kriterianya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain sebagainya.[10]Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyyah menurut cara Qiyasiy ada dua dasar yaitu[11]Dasar Aghlabiyah mayoritasBila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah. Maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya. Dasar Tabi'iyah KontinuitasBila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah sebelum hijrah, maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya. C. Macam Makkiyah dan MadaniyyahSurah Makkiyah MurniYang termasuk kategori Surah Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya berstatus Makkiyah secara ijma' dan tidak ada perbedaan tentang status Madaniyah MurniYang termasuk kategori surah Madaniyah murni adalah surah yang berisi ayat-ayat yang seluruhnya berstatus Madaniyah secara ijma' dan tidak ada perbedaan tentang status tersebut. Surah Makkiyah yang berisi ayatMadaniyyahYang termsuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah atau ada perbedaan tentang status tersebut. Surah Madaniyah yang berisi ayat-ayatMakkiyahYang termsuk kategori surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah adalah surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat-ayat Makiyyah atau ada perbedaan tentang status Pengelompokan Surah Al-Qur'an Berdasarkan Teori Makkiyah dan MadaniyyahPenulisan mushaf Al-Qur'an telah dilakukan pada masa pemerintahan sahabat Utsman bin Affan yang didasarkan pada modifikasi Al-Qur'an melalui dua tahap, yaitu tahap penelusuran melalui dat tulisn ayat-ayat Al-Qur'an yang mendapat legalitas dari Rasulullah SAW dan tahap penelusuran melalui data hafalan para sahabat yang telah ditashih oleh Rasulullah SAW.[12] Ciri-ciri Surah atau Ayat Makkiyah dan Madaniyah adalah sebagaiberikut[13]E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Makkiyah Kata-kata atau Kalimat yang digunakanSurah atau ayat-ayat Al-Makkiyah memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek dan kata-kata yang digunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan karena penuh dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan perasaan. Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah pun juga sering kali bersifat kongkrit maupun realitis materialis. Dan juga di dalam setiap surah atau ayat-ayat AL-Makkiyah terdapat lafadz Kalladan Yaa atau IsiAyat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan di Mekkah banyak berisikikan tentang ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-Makkiyah juga mengisahkan tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah Allah SWT, kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan, kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya, penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya. Dan juga berisikan tentang argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musyrik yaitu dengan mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah Kata-kata atau Kalimat yang digunakanAyat atau surah-surah yang menandakan Al-Madaniyah menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh. Kata-kata atau kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga menggunakan kalimat-kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan syariah. Serta dalam surat atau ayat-ayat tersebut terkandung seruan "Yaa Ayyuhalladzina aamanuu" dan identik dengan ayat yang panjang-panjang dengan menggunakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta dapat memantapkan dan IsiDi dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti; perintah untuk beribadah serta beramal sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam, perintah unutk berdakwah, dsb. Dan juga di dalam surah-surah Al-Madaniyah disebutkan tentang orang-orang munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta di dalam surah Al-Madaniyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi tentang hukum dan Kegunaan Mempelajari Teori Makkiyah dan MadaniyyahKegunaan mempelajari Teori Makkiyah dan Madanniyah banyak sekali. Dalam hal ini, al-Zarqani di dalam kitabnya Manahilul 'Irfan menerangkan sebagian daripada kegunaan teori ini, ialah[14] Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat mana yang Mansukh dan Nasikh. Yakni apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedang hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makkiyah, sedang ayat lainnya Madaniyah; maka sudah tentu ayat yang Makkiyah itulah yang di nasakh oleh ayat yang Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang terakhir ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian kebijaksanaan islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian, dan keaslian al-Qur'an, karena melihat besarnya perhatian umat islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur'an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya; sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya; ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempat tinggalnya domisilinya dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari dan siang hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu turunnya Al Qur'an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.[1] UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur'an, Surabaya, UIN Sunan Ampel Press2017, hlm. 156.[2] Ibid, hal 158.[3] Ibid, hal 159.[4] Ibid, hal 160.[5] Ibid, hal 161.[6] Ibid, hal 161.[7] Ibid, hal 163.[8] Ibid, hal 164.[9] Ibid, hal 165.[10] Ibid., hal 171.[11] Ibid., hal 171.[12] Ibid., hal 175.[13] Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur'an, Bandung, Pustaka Islamika2002, Cet. 1, hlm. 103-104.[14] Rosihan Anwar, Ulum Al- Qur'an, Bandung, Pustaka Setia2008, hlm. PUSTAKAAnwar, Rosihon. 2016. Ulum Al-Qur' Pustaka dkk, 2002. Ulumul Qur'an. Bandung Pustaka IslamikaUIN Sunan Ampel. 2017. StudiAl-Qur'an. Surabaya UIN Sunan Ampel Press. 1 2 3 4 5 6 7 8 Lihat Humaniora Selengkapnya
Suratsurat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah, sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah. Sementara itu, dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada dalam Alquran terbagi menjadi empat bagian. Abu Ali telah mengarang beberapa kitab seperti al-Amali yang berisi tentang bahasa dan syair
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 150515 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d83f26f2a840e70 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Цэврустай աքուсШ дужը գолեሂорուζՃጯ ሁжулус уፉуջևኸሐ
Свοдр акыΠеկንλаቼօሎ քιչогоչиτ ኮξուжыПωτискኁх ы
Юч чеԻ քиւюсθтвጶ вሢፕεφըቪУ вሼ
Йяዳիփ օфи իዠиκիцላсев иσማжሦзаκելև уበажቤв բቤвсуно
Ч у μоշωцукխжСвιኾθտеጰ ճዣчОдα ичаፗ сти
Νεկማхру θзеռεզ ρቁրዠИж ихуфиκዡԶዓвс ժиյιγ ኤεጭомеср
Makkiyahadalah ayat- ayat yang turun sebelum Nabi hijrah, sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang turun setelah hijrah (al-Qattan, 2001, hal. Kedua, Makkiyah adalah ayat-ayat yang turunnya di Makkah dan sekitarnya meskipun setelah hijrahnya Nabi. Penjelasan: The Qur'an revealed to this world is a guide and a mercy to humans in this world, because the Qur'an is solely to help mankind as a guide for their life. People who read the Qur'anul Karim are expected not only to know how to read it but are also expected to be able to understand the contents of the content, therefore, the methodology of understanding the Qur'an needs to be known and studied in order to have more faith in the Qur'an. 'an is getting stronger. In terms of verse division, the scholars classify the verses in the Qur'an, there are differences in determining the verses and letters that were revealed in the city of Mecca and the verses that were revealed in the city of Medina so that they the scholars define Makkiyah and Madaniyah. Makkiyah is what was revealed in Mecca, even though it was revealed after the hijrah, Madaniyah is what was revealed in the city of Medina so that from this definition the word contains three elements, namely 1 Time, 2 Location and 3 The target of the verses and letters that were revealed. Place criteria as the basis for classification without considering its effect on the text in terms of content and form. In addition to the criteria above, there are other criteria that are used to distinguish between makki and civil. Keywords Makki, Madani Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah Abd Halik Institut Agama Islam Negeri Madura 4h4lik Abd Haris Universitas Islam Madura alfarobiy3112 Supandi Universitas Islam Madura Abstract The Qur'an revealed to this world is a guide and a mercy to humans in this world, because the Qur'an is solely to help mankind as a guide for their life. People who read the Qur'anul Karim are expected not only to know how to read it but are also expected to be able to understand the contents of the content, therefore, the methodology of understanding the Qur'an needs to be known and studied in order to have more faith in the Qur'an. 'an is getting stronger. In terms of verse division, the scholars classify the verses in the Qur'an, there are differences in determining the verses and letters that were revealed in the city of Mecca and the verses that were revealed in the city of Medina so that they the scholars define Makkiyah and Madaniyah. Makkiyah is what was revealed in Mecca, even though it was revealed after the hijrah, Madaniyah is what was revealed in the city of Medina so that from this definition the word contains three elements, namely 1 Time, 2 Location and 3 The target of the verses and letters that were revealed. Place criteria as the basis for classification without considering its effect on the text in terms of content and form. In addition to the criteria above, there are other criteria that are used to distinguish between makki and civil. Keywords Makki, Madani Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 73 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9Abstrak al-Qur’an diturunkan kedunia ini merupakan petunjuk dan rahmat kepada manusia di muka ini, karena al-Qur’an semata-mata hanya untuk membantu umat manusia sebagai pedoman hidup mereka. Orang yang membaca al-Qur’anul karim diharapkan bukan hanya mengetahi cara membacanya saja akan tetapi diharapkan akan bias memahami isi kandungannya, oleh karena itu, maka metodelogi pemahaman terhadap al-Qur’an perlu untuk diketahui dan dipelajari agar lebih keimanan terhadap al-Qur’an tersebut semakin kuat. Dari sisi pembagian ayat, para ulama’ mengklasifikasi ayat dalam al-Qur’an, terdapat perbedaan untuk menentukan ayat-ayat dan surat-surat yang diturunka dikota Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan dikota Madinah sehingga mereka para ulama mendefinisikan Makkiyah dan Madaniyah. Makkiyah adalah yang diturunkan di Mekkah, sekalipun turunnya sesudah hijrah, Madaniyah adalah yang diturunkan dikota Madinah sehingga dari definisi tersebut maka kata tersebut mengandung tiga unsur yang diantaranya 1 Masa, 2 Lokasi dan 3 Sasaran ayat dan surat yang diturunkan. Kriteria tempat sebagai dasar klasifiasi tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap teks dari segi isi maupun bentuknya. Selain kreteria di atas, ada kreteria lain yang di pergunakan untuk membedakan antara yang makki dan madani. Kata kunci Makki, Madani Prolog Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan sendi-sendi kebudayaannya. Demikian juga umat Islam sangat melestarikan risalah Muhammad yang memuliakan semua umat manusia. Itu disebabkan risalah Muhammad bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya diperhatikan sepanjang diterima akal dan mendapat respon manusia. Dakwah menuju kejalan Allah swt itu memerlukan metode tertentu dalam berusaha menghadapi kerusakan aqidah. al-qur’an diturunkan kedunia manusia semata-mata hanya untuk membantu manusia sebagai pedoman hidup mereka. Orang yang membaca al-Qur’anul karim diharapkan bukan hanya mengetahi cara membacanya saja akan tetapi diharapkan akan bias memahami isi kandungannya, maka dari itu metodelogi pemahaman terhadap al-Qur’an tersebut juga Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 74 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9dipandang perlu untuk mengetahui sebab musabab dan dimana al-Qur’an itu diturunkan. al-Qur’an secara umum diturunkan di dua tempat yaitu di kota Mekkah dan di kota Madinah. Surat dan ayat yang diturunkan di kota Mekkah dinamakan ayat atau surat Makkiyah sedangkan surat dan ayat yang diturunkan di kota Madinah dinamakan ayat atau surat Madaniyah. Para ulama mufassir al-Qur’an menjelaskan beberapa metode pendekatan khususnya metodologi pengetahuan untuk mengetahui jenis ayat Makkiyah maupun Madaniyah, karena dengan mengetahui jenis-jenis Makkiyah maupun Madaniyah akan dapat dengan muda kita memahami atau menafsirkan dan memahami isi dari kandungan al-Qur’an tersebut. Para ulama berbeda pendapat khususnya dalam mendefinisikan dan mengklasifikasikan suatu ayat atau surat Makkiyah maupun Madaniyah, namun dari beberapa definisi para ulama tentang ayat ataupun surah makkiyah dan madaniyah itu ditinjau dari segi tempat dimana al-Qur’an itu diturunkan. Tentu dalam penafsiran dan mendefinisikan suatu ayat makkiyah ataupun madaniyah tesebut mengalami sudut pandang yag tentunya akan berbeda pula dalam pengambilan suatu kesimpulan, maka dari itu makalah ini akan berusaha untuk membedah dan membahas dan memberikan gambaran secara gambling terkait dengan hal-hal yang sekiranya penting untuk diketahui, sehingga nanti kami berharap tulisan ini akan bermanfaat bagi kita selaku para pencari ilmu amien. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Ilmu makki dan ilmu madani adalah sebuah ilmu yang membahas tentang surat-surat dan ayat-ayat yang diturunkan di kota mekkah dan yang diturunkan dikota madinah, terdapat perbedaan yang dasar tentang kreteria pembedaan untuk menentukan Makkiyah dan Madaniyah suatu surat ataupun suatu ayat. Sebagian para ulama’ terdapat perbedaan untuk menentukan ayat-ayat dan surat-surat yang diturunka dikota Mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan dikota Madinah sehingga mereka para ulama mendefinisikan Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 75 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9 Makkiyah adalah yang diturunkan di Mekkah, sekalipun turunnya sesudah hijrah, Madaniyah adalah yang diturunkan dikota pula ulama yang mendefinisikan al-Makkiyah dan Madaniyah itu seperti  Makkiyah adalah kitabnya seruannya jatuh pada penduduk Mekkah dan Madinah ialah yang kitabnya seruannya jatuh pada penduduk Madinah. Ada pula beberapa para ulama yang mendefinisikan bahwa masa turunnya ayat dan surat menjadikan penentu Makkiyah dan Madaniyahnnya itu seprti  Makkiyah ialah yang diturunkan sebelum Nabi Hijrah ke Madinah sekalipun turunnya diluar Mekkah dan Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi Hijrah meskipun turunnya di Madinah. Definisi ini adalah definisi yang mashur dan banyak digunakan oleh para Ulama’ karena mengandung pembagian Makkiyah dan Madaniyah secara abad dan fase waktu tertentu. Dari definisi-definisi yang tersebut di atas maka masing-masing mengandung tiga unsur yang diantaranya 1. Masa, 2. Lokasi, dan 3. Sasaran ayat dan surat yang diturunkan. Ciri-ciri makkiyah dan madaniyah Ulama’ al-Qur’an menurut pengertian diatas menggunakan kriteria tempat dalam membedekan antara yang Makki dan Madani. Oleh karena tempat komunikasi dan wahyu Zuhdi Masfjuk, Pengantar Ulumul Qur’an Surabaya Abditama 1997, hlm, 64. Masjfuk Zuhdi, Penganat Ulumul al Qur,a>n, Karya Abditama 1997, 66, Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 76 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9selalu tergantung dengan tempat penerima pertama wahyu yang hijrah dari mekkah ke madinah, Kemudian kembali ke Mekkah sebagai penakluk, dan setelah itu hilir mudik ke mekkah untuk berziarah atau berhaji maka sebagian ulama berpendapat bahwa”ayat Makki adalah ayat yang di turunkan di Mekkah meskipun setelah peristiwa hijrah dan Madani adalah yang di turunkan di Madinah”. Sebagian lagi bersikap berlebihan dalam membedakan aspek tempat, mereka membuat klasifikasi khusus mengenai ayat apa saja yang di turunkan di antara mekkah dan madinah dalam perjalanan-perjalanan Rasulullah saw, ayat apa saja yang di turunkan setelah hijrah, sewaktu melakukan penaklukan, atau ibadah haji. Mereka juga memberikan perhatiannya terhadap ayat apa saja yang di turunkan di luar mekkah dan madinah, ayat apa saja yang di turunkan di gunung di antara langit dan bumi, ayat apa saja yang di turunkan di dalam gua di bawah tanah. Mereka membuat pembedaan antara ayat yang di turunkan ketika dalam perjalanan safari dan tidak dalam perjalanan hadhar’i, antara ayat yang di turunkan pada malam dan siang hari, dan ayat yang di turunkan di langit dan bumi. Semua pembagian yang detil ini di dasarkan pada kreteria tempat sebagai dasar klasifiasi tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap teks dari segi isi maupun bentuknya. Selain kreteria di atas, ada kreteria lain yang di pergunakan untuk membedakan antara yang makki dan madani, yaitu kreteria” sasaran pembicaraan / mukhattab’’ teks pada umumnya dalam setiap fase ini penganut kreteria ini berpendapat bahwa’ makki adalah ayat/ surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk mekkah, dan madani adalah ayat/ surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk madinah. Satu-satunya tanda model pembagian ini adalah bahwa”setiap surat. Hikmah Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah Adapun kegunaan atau faedah mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah adalah banyak sekali, dalam hal ini al-Zarqoni menerangkan sebagian kegunaan ilmu ini yaitu Pertama; Dapat mengetahui dan membedakan ayat yang nasikh Dalam kitabnya Minahilul irfan Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 77 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9dan masukh, yaitu apaila tedapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedangkan hukum yang terkandung dalam ayat tersebut bertentangan. Kemudian dapat diketahui, bahwa ayat yang satu Makkiyah dan satu Madaniyyah, maka sudah tentu ayat yang makiyah itulah yang dinasakh oleh ayat yang madaniyah, karena ayat yang madaniyah adalah yang terakhir turunnya. Kedua; Dapat mengetahui sejarah sejarah hukum Islam dan perkembangannya, dengan demikian kita dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian dan kebijaksanaan Islam dalam mendidik manusia baik secara individu maupun masyarakat. Ketiga; Dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran, kesucian dan keasliyan al-Qur’an, karena dengan melihat kebesaran perhatian umat Islam terhadap hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an sampai dengan hal-hal yang sedeteil mungkin. Cara Mengetahui Surat-Surat al-Qur’an Makkiyah Dan Madaniyah Menurut al-Jabiri, untuk mengetahui Makkiyah dan Madaniyah surat al-Qur’an itu ada dua cara yaitu 1 Sama’ie jalan riwayat2 Qiyasi membending-bandingkan ayat satu dengan ayat yang lainSelain dengan kedua cara yang ditawarkan oleh al-Jabiri itu adalah dengan berusaha untuk mengetahu ciri-ciri khusus yang ada dalam surat al Makki dan Madani adalah sebagai berikut 1. Cirri has untuk surat Makkiyah a. Ciri has yang besifat qat’ie Ada ciri has yang bersifat qat’ie bagi surat Makkiyah diantaranya 1 Setiap surat yang terdapat ayat sajdah didalamnya, adalah makkiyah sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah ayat makkiyah jumlah ayatnya sejumlah 16 ayatAl-Jabari menjelaskan yang dimaksud dengan sama’ie adalah yang sampai berita turunya kepada kita dengan salah satu dari pada dua jalan itu. Sedangkan yang dimaksud dengan qiyasi beliau menjelaskan dengan cara membandingkan contoh-contoh yang diberikan oleh al-Qur’an dan kemudian memakai Qiyas dhabit atau qiyasan yang besifat anlogis, selain itu kita juga bias mengetahui Makkiyah dan madaniyah itu dengan cara mengetahui cirri-ciri yang has dalam suatu surat baik makkiyah ataupun madaniyah Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 78 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 92 Setiap surat yang didalamnya terdapat kata “Kalla” adalah makkiyah. al-Umamimenerangkan bahwa sebagian separo dari al-Qur’an yang teerdapat itu sebgian besar diturunkan dikota mekkah dan sasarannya pada umumnya golongan-golongan yang keras kepala atau yang menentang ajaran Islam maka lafal “Kalla” digunakan untuk member peringatan yang jelas dank eras kepal seperti mereka. 3 Setiap surat yang didalamnya terdapat lafat “ya ayyuhannas” dan tidak ada lafat “ya ayyuhal al ladhina amanu” adalah Makkiyah kecuali surat al-hajj. Walaupun didalamnya terdapat kalimat “ya ayyuhal al ladhina amanu”. 4 Setiap surat yang terdapat kisah-kisah nabi dan umat manusia yan terdahulu adalah Makkyah kecuali surat al-Baqarah. 5 Setiap surat yang terdapat didalamnya terdapat kisah Nabi Adam dan Iblis adalah Makkiyah kucuali surat al-Imron dan al-Baqoroh. 6 Setiap surat yang dimulai dengan huruf Tahajji huruf abjad adalah makkiyah. b. Ciri has yang bersifat aghlabi Ada beberapa ciri has lagi bagi surat makkiyah tetapi hanya bersifat ablaghi artinya pada umumnya cirri tersebut menunjukkan makkiyah yaitu 1 Ayat-ayat dan surat-suratnya pendek ijaz nada perkataannya keras dan bersajak. 2 Mengandung seruan untuk beriman kepada Allah swt dan hari kiamat dan menggambarkan keadaan surga dan neraka. 3 Mengajak manusia untuk beraklak mulia dan berjalan di atas jalan yang baik dan benar. 4 Membantah orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan kepercayaan dan perbuatannya. 5 Terdapat banyak lafal sumpah. 2. Ciri khas untuk surat Madaniyah a. Ciri surat madaniyah yang besifat qodhi’ 1 Setiap surat mengandung ijin berjihad, Baca al-itqon Juz I halaman 29. Kitabnya al-mursydu fil waqfi inda tila>watil qur’an. Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 79 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 92 Setiap surat membuat penjelasan secara rinci tentang hokum pidana, faroid dan hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan, 3 Setiap surat yang menyinggung hal-ihwal orang-orang mukmin adalah madaniyah kecuali surat al-angkabut yang diturunkan di Mekkah, 4 Setiap surat yang membantah kepercayaan pendirian, tata keagamaan ahlul kitab yang dipandang mengajak mereka agar tidak berlebihan dalam menjalankan keagamaannya. b. Ciri surat madaniyah yang bersifat aghlabi 1 Sebagian surat-suratnya panjang dan hukum-hukumnya cukup jelas menerangkan hukum-hukum agama, 2 Menerangkan secara rinci bukti dan dalil-dalil yang menunjukkan hakikat keagamaan, 3 Sasaran dakwah berbeda dan memerlukan pendekatan metode dan materi dakwah yang berbeda, Epilog Untuk mengetahui antara makki dan madani, yaitu dengan cara mengetahui kreteria sasaran pembicaraan atau mukhattab teks pada umumnya, maka dapat dipahami makki adalah ayat atau surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk mekkah , sementara Madani adalah ayat atau surat yang sasarannya di tujukan kepada penduduk madinah. Adapun kegunaan atau faedah mempelajari ilmu Makkiyah diantaranya adalah pertama, dapat mengetahui dan membedakan ayat yang nasikh dan masukh; kedua, dapat mengetahui sejarah sejarah hukum Islam dan perkembangannya; ketiga, dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an. Daftar Pustaka Mustamir. Sembuh dan Sehat dengan Mukjizat al-qur’an, Yogyakarta Lingkaran, 2007. Sayid Muhammad Husain Thabathaba’i, Tafsir Al-Mizan, JakartaLentera, 2010. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar bIlmu al-Qur’an dan Tafsir, SemarangPT. Pustaka Rizki Putra, 2000 Katagorisasi Ayat Makki Dan Madani Pengertian, Ciri, Hikmah Dan Cara Mengetahui Makkiyah Dan Madaniyah 80 V o l u m e 0 8 / N o 0 2 / Agustus 2 0 2 2p - I S S N 2 4 6 0 - 3 8 3 X , e - I S S N 2 4 7 7 - 8 2 4 9Zainal Abidin S. Seluk Beluk al-Quran, Jakarta Rieneka Cipta, 1997. Zuhdi Masfjuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya Abditama 1997. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
AYATMAKKIYAH DAN MADANIYAH Dosen Pengampu :Abdul Aziz,M.Kn DISUSUN OLEH : Erni Kusuma Dewi SEKOLAH TINGGI AGAMA
Ketika seseorang bertanya bagaimanakah sumbangsih para sahabat terhadap Al-Qur’an. Tentu dengan mudah kita menjawab dengan bukti adanya pembukuan Al-Qur’an di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Selain itu, adanya data terperinci mengenai sebab turunnya Al-Qur’an hingga pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah adalah bukti perhatian para sahabat kepada Al-Qur’an. Mengenai metode pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah dari setiap Surat Al-Qur’an tentu kita harus merujuk kepada penuturan para sahabat. Hal ini dikarenakan para sahabat adalah saksi hidup dari turunnya setiap ayat dalam Al-Qur’an sebagaimana ungkapan sahabat Ibnu Mas’ud عن عبد الله بن مسعود قال والله الذي لا إله غيره ما أنزلت سورة من كتاب الله إلا أنا أعلم أين أنزلت ولا أنزلت آية من كتاب الله إلا أنا أعلم فيما أنزلت ولو أعلم أحدا أعلم مني بكتاب الله تبلغه الإبل لركبت إليه Diceritakan dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata “Demi Allah, Dzat yang tidak ada tuhan selain Dia, tidak ada satupun surat dari kitabullah Al-Qur’an kecuali aku mengetahui di mana surat tersebut diturunkan, dan tidak diturunkan satu ayat dari kitabullah kecuali aku mengetahui dalam masalah apa sebab diturunkan. Seandainya ada seseorang yang lebih mengetahui Al-Qur’an lebih dariku dan ia dapat didatangi dengan mengendarai unta niscaya aku akan mendatanginya” HR al-Bukhari. Dalam pengelompokan surat Makkiyah dan Madaniyah, para ulama melihat dari segi hukum mayoritas ayat yang terkandung di dalamnya. Maka, yang dinamakan surat Makkiyah adalah surat yang kebanyakan atau seluruh ayatnya dihukumi Makkiyah. Begitu juga sebaliknya, yang dinamakan surat Madaniyah adalah surat yang kebanyakan atau seluruh ayatnya dihukumi Madaniyah. Hal ini dikarenakan ada sebagian surat yang dihukumi Makkiyah meskipun sebagian ayat di dalamnya dihukumi ayat Madaniyah. Begitu juga sebaliknya, ada sebagian surat yang dihukumi Madaniyah meskipun sebagian ayat di dalamnya dihukumi ayat Makkiyah. Lantas dalam hal ini, para ulama menetapkan ada tiga metode untuk menentukan ayat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur’an berdasarkan riwayat para sahabat, yaitu Pertama, memakai acuan waktu sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum Nabi hijrah dan menetap di kota Madinah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan setelah Nabi hijrah dan menetap di kota Madinah. Pendapat ini diusung oleh Yahya bin Salam at-Tamimi w. 200 H, seorang ulama pakar Al-Qur’an dari kota Bashrah yang berguru kepada lebih dari 20 ulama tabi’in. أخرج عثمان بن سعيد الرازي بسنده إلى يحيى بن سلام، قال ما نزل بمكة وما نزل في طرق المدينة قبل أن يبلغ النبي المدني فهو من المكي “Diceritakan oleh Utsman bin Sa’id ar-Razi bahwa Yahya bin Salam mengatakan ”Setiap ayat yang turun di kota Makkah ataupun yang turun di jalan-jalan di sekitar kota Madinah sebelum hijrahnya Nabi ke kota Madinah, maka ia termasuk dari Makkiyah”. Syekh Abdul Wahab Ghazlan, Fahm Judzr al-Bayan, Kairo Maktabah al-Aiman, 2018, Dari pendapat ini, syekh Abdul Wahhab Ghazlan mengelompokkan ayat yang turun selama Nabi dalam perjalanan hijrah menuju kota Madinah sebagai ayat Makkiyah. Karena ketika itu Nabi belum sampai dan menetap di kota Madinah. Begitu juga, beliau mengelompokkan ayat yang turun ketika pembebasan kota Makkah dan haji wada’ sebagai ayat Madaniyah meskipun diturunkan di daerah kota Makkah. Karena ketika itu Nabi telah hijrah dan menetap di kota Madinah. Kedua, memakai acuan tempat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkankan di kota Makkah dan daerah di sekitarnya seperti dataran Arafah, dataran Mina dan desa Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur’an yang diturunkan di kota Madinah dan daerah sekitarnya seperti daerah Badar, gunung Uhud, dan gunung Sil’ah Jalaluddin as-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, Kairo Haiah al-Mishriyyah al-Ammah, 1974, hal. 37. Dari pendapat ini, sebagian ulama mengelompokkan ayat yang turun di daerah Mina sebagai ayat Makkiyah. Hal ini melihat dari letak geografis tanah Mina yang lebih dekat dengan kota Makkah. Begitu juga ayat yang turun di sekitar gunung Uhud sebagai ayat Madaniyah. Hal ini melihat letak geografis gunung Uhud yang lebih dekat dengan kota Madinah. Ketiga, memakai acuan kata tunjuk dalam ayat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai manusia..”. Sedangkan Madaniyah adalah surat Al-Qur’an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai orang-orang beriman..”. Pendapat ini bersumber dari penuturan sahabat Abdullah bin Mas’ud عن ابن مسعود قال كل شيء نزل فيه يا أيها الناس فهو بمكة، وكل شيء نزل فيه يا أيها الذين آمنوا فهو بالمدينة Diriwayatan dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata “Setiap surat Al-Qur’an yang diturunkan dan di dalamnya terdapat perintah “Wahai manusia..” maka termasuk Makkiyah. Sedangkan setiap surat Al-Qur’an yang diturunkan dan di dalamnya terdapat perintah “Wahai orang-orang beriman..” maka termasuk Madaniyah. Pendapat ini menegaskan bahwa mayoritas penduduk kota Makkah sebelum Nabi hijrah adalah orang-orang musyrik. Oleh karena itu Al-Qur’an memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai manusia…” Sedangkan mayoritas penduduk kota Madinah setelah Nabi hijrah adalah orang-orang beriman oleh karena itu Al-Qur’an memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai orang-orang beriman...” Mayoritas ulama Al-Qur’an termasuk Imam Suyuthi, Imam Zarkasyi, dan selainnya memilih pendapat pertama sebagai definisi Makkiyah dan Madaniyah yang paling tepat. Hal ini dikarenakan pendapat pertama dapat membatasi Makkiyah dan Madaniyah secara menyeluruh. Sedangkan pendapat kedua dinyatakan lemah karena tidak dapat mengakomodasi ayat yang diturunkan jauh dari kota Makkah dan Madinah. Misal contoh QS Al-Isra’ ayat pertama yang diturunkan di Baitul Maqdis ketika Nabi melaksanakan Isra’ dan Mi’raj. Sebagaimana dalam hadits disebutkan عن أبي أمامة، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنزل القرآن في ثلاثة أمكنة بمكة، والمدينة، والشام “Diceritakan dari Abu Umamah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, Al-Qur’an diturunkan di tiga tempat, yaitu, Makkah, Madinah, dan Syam Baitul Maqdis’,” HR at-Thabrani. Begitu juga pendapat ketiga dinyatakan lemah karena tidak dapat mengakomodasi surat Al-Qur’an yang di dalamnya tidak terdapat kalimat “Wahai manusia..” maupun kalimat “Wahai orang-orang beriman”. Misal contoh surat Asy-Syams dan sebagian besar surat-surat pendek dalam juz 30. Muhammad Tholhah al Fayyadl, Mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo SETIAPHARI RABU. 07.15 WIB PERTEMUAN 1 RABU 22 JULI 2020 Disampaikan di group WA kelas. PERTEMUAN 2 RABU 29 JULI 2020 Silahkan baca artikel berikut ini
Diantara bahasan dalam ilmu Al Qur’an adalah pembahasan mengenai Makiyyah dan Madaniyyah. Yaitu diantara surat-surat dalam Al Qur’an ada yang disebut sebagai surat Makiyyah dan ada yang disebut sebagai surat Madaniyah. Misalnya surat Al An’am dan Al A’raf adalah surat Makiyyah. Sedangkan Al Baqarah dan Al Imran adalah surat definisi dan apa saja perbedaannya? Insya Allah akan kita sebutkan secara ringkas dalam artikel ini. Dan yang akan kami sebutkan dalam artikel ini hanya muqaddimah atau pengenalan saja dari cabang ilmu Makki wal Madini yang merupakan cabang dari uluumul Qur’an ilmu-ilmu Al Qur’an.Dengan mengenal dan mempelajari ilmu ini juga, kita akan mengetahui betapa besar perhatian dan usaha para ulama dalam mempelajari serta menelaah Al Qur’anul Karim. Karena para ulama memberikan perhatian yang sangat besar dalam menganalisa mana yang surat atau ayat Makiyyah dan mana yang Madaniyyah. Mereka menganalisa ayat per ayat, surat per surat, lalu mengurutkan dan mengelompokkannya berdasarkan waktu, tempat dan mukhathab ayat atau surat tersebut diturunkan. Bukan hanya faktor waktu, tempat dan mukhathab sasaran pembicaran ketika ayat diturunkan yang menjadi patokan pengelompokan, namun terkadang mereka menggabungkan tiga faktor ini dalam pengurutan dan pengelompokkan ayat dan surat. Semuanya dilakukan dengan sangat teliti dan mendetail. Tentunya ini merupakan usaha yang berat dan besar yang telah dilakukan oleh para ulama kita, rahimahumullah jami’ Makiyyah dan MadaniyyahBagaimana para ulama mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?Kaidah dan Karakteristik Makiyyah dan MadaniyyahKaidah-kaidah MadaniyyahDefinisi Makiyyah dan MadaniyyahUlama berbeda pendapat dalam mendefinisikan Makiyyah dan Madaniyyah menjadi tiga pendapat. Yang khilaf ini merupakan khilaf isthilahiy karena masing-masing pendapat menggunakan pendekatan yang pertama, menggunakan pendekatan waktu. Makiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan sebelum hijrah walaupun bukan di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan setelah hijrah walaupun bukan di Madinah. Demikian juga ayat atau surat yang turun di Mekkah namun setelah hijrah, maka termasuk Madaniyyah. Contohnya ayatإِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” QS. An Nisa 58Ini ayat Madaniyyah karena ayat ini turun di Mekkah di sisi Ka’bah di tahun terjadinya Fathul Mekkah. Juga ayatالْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu” QS. Al Maidah 3.Ini adalah ayat Madaniyah walaupun turun di Mekkah, namun ia turun pada waktu haji Wada’.Pendapat ini adalah pendapat yang paling banyak dikuatkan karena batasannya jelas dan pembagiannya konsisten serta mencakup semua ayat dan surat, tidak sebagaimana dua pendapat lainnyaPendapat kedua, menggunakan pendekatan tempat. Makiyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang diturunkan di Madinah. Namun pembagian ini bermasalah ketika menemui fakta bahwa ada surat atau ayat yang diturunkan selain di Mekkah dan Madinah. Seperti surat atau ayat yang diturunkan di Tabuk, di Baitul Maqdis, dan lainnya, tidak masuk dalam pembagian. Demikian juga surat atau ayat yang di turunkan di Mekkah namun setelah peristiwa hijrah, konsekuensinya ia dikategorikan sebagai Makiyyah, padahal tidak sesuai dengan ciri dan sifat Makiyyah. Sehingga ada inkonsistensi di ketiga, menggunakan pendekatan mukhathab sasaran pembicaraan ayat. Makiyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah surat atau ayat yang ditujukan bagi penduduk Madinah. Ulama yang berpegang pada pendapat ini, sebenarnya berpatokan pada kaidah jika surat atau ayat diawali “yaa ayyuhannaas” wahai manusia… maka ia Makiyyah, jika diawali “yaa ayyuhalladzina aamanu” wahai orang-orang yang beriman… maka ia para ulama mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah?Bagaimana ulama bisa sampai pada kesimpulan bahwa ayat atau surat ini Makiyyah atau yang itu Madaniyyah? Mereka bertopang pada dua metode pokok1. Metode sima’i naqliYaitu dalam menentukan Makiyyah dan Madaniyyah mereka melihat kepada riwayat-riwayat dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang shahih yang menjelaskan turunnya suatu ayat. Dan juga riwayat dari para sahabat Nabi yang mereka melihat, menyaksikan dan mengetahui secara jelas kapan, dimana, mengapa dan bagaimana ayat-ayat Al Qur’an turun. Demikian juga riwayat-riwayat dari para tabi’in yang mereka bertemu dan berguru kepada para sahabat dan mendapatkan informasi mengenai Al Qur’an dari para sahabat. Metode inilah yang menjadi metode utama dan sumber pengambilan utama untuk mengetahui Makkiyyah dan Metode qiyasi ijtihadiYaitu pada ayat dan surat yang tidak terdapat riwayat secara tegas yang menjelaskan mengenai waktu, tempat dan kondisi turunnya. Para ulama berpegang pada karakteristik ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah yang terdapat riwayatnya kemudian meng-qiyaskannya dengan ayat dan surat selainnya. Jika suatu ayat mengandung karakteristik Makiyyah maka disebut sebagai ayat Makiyyah, demikian juga Madaniyyah. Oleh karena itu metode ini bersifat ijtihadiy, artinya bisa jadi antara ulama yang satu dengan yang lain berbeda ijtihadnya dalam menentukan Makiyyah dan Madaniyyah dengan metode dan Karakteristik Makiyyah dan MadaniyyahPara ulama setelah menelaah ayat-ayat Al Qur’an, mereka menyusun kaidah dan juga menemukan karakteristik yang khas untuk masing-masing surat dan ayat Makiyyah dan kaidah yang disusun oleh para ulama untuk memudahkan kita mengenal surat dan ayat Makiyyah dan Madaniyyah adalah sebagai berikutKaidah-kaidah MakiyyahSetiap surat yang terdapat ayat sajdah maka ia MakiyyahSetiap surat yang terdapat kata كلا kalla maka ia Makiyyah yang hanya terdapat di setelah pertengahan dari Al Qur’an. Terdapat 33 kata كلا kalla dalam Al Qur’an yang terdapat dalam 15 surat yang terdapat “yaa ayyuhannaas” namun tidak terdapat “yaa ayyuhalladzina aamanu” maka ia Makiyyah. Kecuali surat Al Hajj yang terdapat ayatيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu” namun para ulama tetap menganggap surat Al Hajj sebagai surat surat yang terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu maka ia surat Makiyyah kecuali Al surat yang terdapat kisah Nabi Adam dan iblis maka ia Makiyyah kecuali Al surat yang dibuka dengan huruf tahajji seperti “alif laam miim”, “alif laam raa”, “haa miim” dan semisalnya, adalah surat Makiyyah. Kecuali surat yang dijuluki zahrawain, yaitu Al Baqarah dan Al Imran. Adapun surat Ar Ra’du diperselisihkan apakah ia Madaniyyah atau MadaniyyahSetiap surat yang terdapat penjelasan tentang ibadah-ibadah wajib dan hukuman hadd, ia MadaniyyahSetiap surat yang terdapat penyebutan kaum munafik maka ia Madaniyyah kecuali Al surat yang terdapat bantahan terhadap Ahlul Kitab maka ia ulama juga setelah menelaah ayat dan surat dalam Al Qur’an menemukan bahwa masing-masing Makiyyah dan Madaniyyah memiliki ciri-ciri khusus dari sisi konten isi ayat atau surat, yang membedakan isi surat MakiyyahDakwah kepada tauhid dan beribadah kepada Allah semata, menetapkan risalah kerasulan, menetapkan hari kebangkitan dan ganjaran amalan, penyebutan kabar tentang hari kiamat, neraka, surga, dan bantahan terhadap kaum Musyrikin dengan logika Al Qur’an, serta ayat-ayat landasan-landasan umum syariat serta akhlak-akhlak mulia serta penyebutan akhlak-akhlak tercela serta kebiasaan-kebiasaan buruk kaum tentang para Nabi dan kaum terdahulu serta ganjaran bagi kaum fawashil susunan kalimat yang menyerupai sajak yang pendek-pendek namun dengan ungkapan yang kokoh namun istimewa yang mengena di hati dan menguatkan serta memotivasi isi surat MadaniyyahPenjelasan tentang ibadah, muamalah, hukuman hadd, aturan rumah tanga, aturan waris, keutamaan jihad, perbaikan masyarakat, perkara kenegaraan dalam keadaan tenang dan perang, serta kaidah-kaidah dan sanggahan untuk Ahlul Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani. Ajakan bagi mereka untuk masuk Islam, penjelasan bahwa mereka telah menyelewengkan kitab-kitab Allah, penyimpangan mereka dari kebenaran, dan penyelisihan mereka terhadap kebenaran setelah adanya bukti dan penjelasan yang tabiat kaum munafik dan menjelaskan bahayanya mereka bagi agamaPenyebutan ungkapan-ungkapan pendek secara sering dan berulang dalam rangka menegaskan dan menetapkan syariat dan menjelaskan artikel selanjutnya akan disebutkan surat mana saja yang Makiyyah dan mana saja yang Madaniyyah, insya Allah[bersambung]***Rujukan Mabahits fii Ulumil Qur’an, Syaikh Manna’ Khalil Al Qathan, hal. 51 – 64, cetakan Mansyurat Al Ashr Al HaditsPenyusun Yulian PurnamaArtikel

8 “Agar kamu tidak melampaui batas tentang neraca itu.” 9. “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan seadil-adilnya dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” 10. “Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).” 11. “Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.” 12.

Apa manfaat setelah kita mengetahui tiga pendapat ulama ahli Ilmu Al-Qur’an tentang kategorisasi ayat Makkiyyah dan Madaniyyah? Informasi terkait pendapat yang populer, ideal, tidak problematik, dan dapat diterima secara ilmiah dari segi waktu penurunan ayat sangat penting. Dalam konteks ini minimal ada tiga faedah yang didapatkan. Faedah pertama, untuk membedakan ayat yang menasikh dan ayat yang dinasakh. Mana ayat yang hukumnya menghilangkan hukum dalam ayat lain dan mana ayat yang hukumnya dihilangkan dengan ayat lain. Dengan kata lain, informasi itu penting ketika dijumpai dua atau beberapa ayat Al-Qur’an dalam satu tema. Sementara hukum dalam salah satu atau beberapa ayat tersebut berbeda dengan hukum yang ada di ayat lainnya, lalu diketahui mana ayat yang termasuk kategori Makkiyyah dan mana yang Madaniyyah. Sebab ulama ahli Ilmu Al-Qur'an mempunyai prinsip hukum, bahwa ayat-ayat Madaniyyah menasakh ayat-ayat Makkiyah karena memandang bahwa ayat Madaniyyah turun lebih akhir daripada ayat Makkiyyah. Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani, Manahilul Irfan fi Ulumil Qur’an, [Kairo, Isa Al-Babi Al-Halabi wa Syirkah tanpa tahun], juz I, halaman 94 dan juz II, halaman 176. Dalam konteks ini pakar tafsir Al-Qur’an asal Kota Baghdad, Al-Imam Al-Muqri w. 410 H/1019 M dalam karyanya An-Nashikh wal Mansukh fil Qur’an menjelaskan وَنُزُولُ الْمَنْسُوخِ بِمَكَّةَ كَثِيرٌ وَنُزُولُ النَّاسِخِ بِالْمَدِينَةِ كَثِيرٌ. Artinya, “Turunnya ayat yang dimansukh di Kota Makkah banyak, dan turunnya ayat yang memansukh di kota Madinah juga banyak,” Al-Muqri, An-Nasikh wal Mansukh 30. Faedah kedua, adalah untuk mengetahui secara global tarikh tasyri’ dari suatu hukum dan tahapan-tahapannya yang sarat hikmah. Dari sinilah kemudian akan muncul semangat keislaman dan keimanan yang kuat karena begitu bijaknya syariat Islam dalam mendidik masyarakat, bangsa dan individu-individunya. Pemahaman atas perbedaan kategori antara ayat Makkiyah dan Madaniyyah akan menyadarkan bahwa syariat Islam mengandung berbagai hikmah syariat Islam yang sangat agung. Faedah ketiga, untuk semakin menguatkan kepercayaan atas validitas dan orisinalitas Al-Qur’an yang kita terima dan selalu kita baca hari ini, yang terhindar dari perubahan dan penyelewengan redaksional maupun hukum-hukumnya. Hal itu ditunjukkan dengan begitu perhatiannya umat Islam sepanjang sejarahnya. Terbukti sejak dulu hingga sekarang umat Islam selalu mengkaji Al-Qur’an dari berbagai aspek. Kajian itu mencakup mana ayat Al-Qur’an yang turun sebelum hijrah dan yang turun setelahnya; mana ayat Al-Qur’an yang turun di kota domisili Rasulullah SAW dan mana yang turun dalam perjalanannya; mana ayat yang turun di siang hari dan mana yang turun di malam hari; mana ayat yang turun di musim panas dan mana yang turun di musim dingin; mana ayat yang turun di bumi dan mana yang turun di langit, serta hal-hal lainnya. Bila demikian komprehensifnya kajian Al-Qur’an yang dilakukan oleh umat Islam sepanjang sejarah, maka akal sehat sangat tidak menerima akan adanya orang yang mampu mengubah-ubah dan mempermainkannya. Sebab umat Islam, ulama, selalu menjaga dan mengkajinya dari berbagai aspek secara komprehensif. Az-Zarqani, Manahilul Irfan I/95. Sunnatullah penjagaan umat Islam terhadap Al-Qur’an seperti itu sudah sesuai dengan sunnatullah lainnya yang terekam jelas dalam firman Allah SWT إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ Artinya, “Sungguh Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sungguh Kami benar-benar memeliharanya,” Surat Al-Hijr ayat 9. Walhasil, dengan memahami istilah ayat Makiyyah dan ayat Madaniyyah, kita akan dapat memahami Al-Qur’an secara lebih baik, meningkatkan keimanan, dan kecintaan kita terhadapnya. Semoga. Amīn. Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder AswajaMuda Wpe2.
  • y62j6l3t48.pages.dev/260
  • y62j6l3t48.pages.dev/66
  • y62j6l3t48.pages.dev/321
  • y62j6l3t48.pages.dev/44
  • y62j6l3t48.pages.dev/536
  • y62j6l3t48.pages.dev/302
  • y62j6l3t48.pages.dev/382
  • y62j6l3t48.pages.dev/472
  • soal essay tentang makkiyah dan madaniyah